Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menolak Wacana Negara Akan Merampas Suara Rakyat

Jumat, Desember 20, 2024 | Desember 20, 2024 WIB Last Updated 2024-12-19T17:13:14Z

 


"Negara sudah banyak merampas tanah rakyat, udara dan air pun sudah dikuasai. Masak suara rakyat pun juga akan dirampas," Demikian statemen politisi PDIP Adian Napitupulu saat acara reality show di stasiun televisi.


Wacana suara rakyat akan dirampas oleh negara ini dilontarkan Predisen Prabowo. Ia beralibi bahwa negara terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk pemilu, sebaiknya dananya digunakan untuk kebutuhan lainnya. Jadi, nantinya Gubernur dan Bupati akan dipilih oleh DPRD. Hanya Presiden yang dipilih secara langsung melalui bilik suara.

Mungkin, publik akan mewajarkan bila Prabowo mewacanakan demikian sebab orang nomor satu di republik ini merupakan menantu Rezim Orde Baru Soeharto. Presiden terlama kala itu, karena tangan besinya, semuanya dikendalikan olehnya. Watak dan pikiran Orde Baru secara tidak langsung mengalir ke darah Prabowo. Dan, bila yang diwacanakannya terealisasi, bukan tidak mungkin Ia akan kembali menyusun siasat untuk melanggengkan kekuasaannya.

Biaya untuk pemilu masih terbilang kecil dibandingkan dengan anggaran foya-foya pejabat, perjalanan dinas hingga rapat yang tidak pernah selesai itu menelan anggaran negara sangat besar, lebih besar daripada dana untuk kebutuhan pemilu. Seharusnya, Prabowo mengkaji ulang pelaksanaannya bukan justru mengkebiri demokrasi dengan merampas hak untuk memilih yang melekat pada rakyat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah berpendapat bahwa dampak dari pemilu terhadap roda perekonomian sangat bagus sebab banyak uang mengalir ke masyarakat, pembuatan kaos kampanye, banner, stiker dan lain sebagainya secara tidak langsung menghidupkan ekonomi rakyat.

Bayangkan, seandainya Gubernur dan Bupati dipilih oleh DPRD. Sisi negatifnya, Oligark akan dengan mudah mengatur siapa saja yang akan terpilih sebagai Kepala Daerah, dampaknya di kemudian hari, sumber daya alam akan dinikmati segelintir orang, pembangunan atas dasar kepentingan pengusaha bukan rakyat. Masyarakat yang seharusnya dinomor satukan akan menjadi nomor dua, rakyat memilih langsung saja selalu kalah dalam segala hal apalagi dipilih DPR, rakyat akan semakin babak belur dihajar penguasa dan pengusaha.

Penulis: Robith Fahmi
Penikmat kopi hitam
×
Berita Terbaru Update