 |
| Pak Otong duduk di depan menyilangkan kedua tangannya |
Namanya A. Fourzan Arief Hadi Prabowo, panggilannya Pak Otong. Entah bagaimana ceritanya dia dipanggil Pak Otong sebab sepertinya tidak ada korelasi antara nama panggilan dan nama lengkapnya. Namun demikian, nama panggilannya serasi dengan rambut gondrongnya dan wajah sangarnya. Dia bukan preman sebagaimana orang menggambarkan sangar identik dengan preman--bukan, orang satu ini menarik, pejuang yang tangguh dan pendidik yang telaten.
Memang, hanya beberapa kali berbincang dengannya. Tapi, banyak yang menceritakan perjuangannya sebagai seorang Tenaga Ahli, yang begitu telaten ngajari Pendamping Desa (PD) dan Pendamping Lokal Desa (PLD). Sebelum bertegur sapa dengannya, seorang sahabat sudah banyak menceritakan sepak terjangnya, ketika PD maupun PLD membutuhkannya, Pak Otong selalu siap. Pernah suatu ketika Ia perjalanan pulang dari luar kota, PD dan PLD membutuhkannya untuk menyelesaikan persoalan, Pak Otong tidak pulang lebih dulu untuk menyapa istri dan anak-anaknya. Tapi, langsung membersamai PD dan PLD meski sudah larut malam.
Kondisi fisiknya memang tidak sempurna, tapi semangatnya melebihi mereka yang sempurna, Pak Otong sepertinya tidak mengeluh soal fisiknya, Ia justru menolak dibantu untuk dibawakan tasnya atau dipapah ketika kesulitan dengan tongkatnya. Ketika yang sempurna bermalas malasan, tidak menghargai pekerjaannya, Pak Otong menjalani semuanya dengan serius namun penuh riang gembira.
Terakhir bertemu dengannya, saat pelatihan peningkatan kapasitas KPM di Desa Balunglor, sengaja duduk di sampingnya dan sempat membaca baground laptopnya yang bertuliskan motivasi "Bila ketakutan mengusaimu, maka kamu tidak akan pernah melangkah maju" kira-kira demikian tulisannya. Mungkin, motivasi di baground laptopnya itu yang menjadikan sosok Pak Otong dikenal pemberani menghapi setiap persoalan pelik, sabar dan menjalaninya dengan ikhlas.
Setelah pelatihan pada tanggal 4 Juli itu, malamnya keluar SK relokasi, tertera nama Pak Otong yang juga dipindahkan ke Bondowoso, bila dihitung, belum genap sebulan Pak Otong bertugas di Jember, sebelumnya di Situbondo. Entah kenapa Ia dipindah, apakah karena politik atau hal lain sebab menjelang Pileg kemaren, sering terjadi relokasi yang tidak jelas alasannya. Bahkan, ada pula yang diberhentikan. Di manapun Pak Otong ditugaskan, semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan setiap langkahnya.
Robith Fahmi
Penikmat Segelas Kopi
