Sketsa foto Robith Fahmi |
Selain tidak lagi bersama Gus Firjaun, ditinggalkan pendukungnya adalah salah satu faktor terkuat yang akan menyebabkan kekalahannya di Pilkada 2024 ini. Baru dua tahun Ia berkuasa, pendukungnya sudah berbalik melawannya, mengkritik hingga mendemonya bahkan melaporkan bawahannya.
Aktivis senior Kustiono Musri adalah pendukung setianya waktu itu, Ia mengeluarkan jargon Butuh Bupati Baru (B3) untuk mengalahkan incumben dr. Faida. Bersama rekan sesama aktivis dan kiai, Ia mengorkestrai perlawanan kepada dr. Faida yang menjabat bupati waktu itu.
Demonstrasi demi demonstrasi terus dilakukan, sepertinya Cak Kus sapaannya, melakukan aksi demo secara terjadwal, hampir tiap bulan Ia turun ke jalan mendemo dr. Faida. Peran Cak Kus membuat kepercayaan publik kepada dr. Faida terus menurun dan Hendy yang didukungnya mendapat keuntungannya.
Namun, Cak Kus bersama kiai, Gus Syaiful Rizal khususnya, pendukung pertamanya yang menyatakan angkat kaki sebagai pendukung. Mereka berdua berbalik melawan, dua tahun Hendy berkuasa, Cak Kus tancap gas sebagai Korlap Aksi mendatangi Pendapa Wihyawibawagraha bersama ratusan massa. Teriakannya lantang menyebut telah terjadi nepotisme, Hendy disebutnya lebih melayani keluarga dan kroni-kroninya.
Ketika pendukung tidak lagi mendukung. Bahkan, mendukung calon lain, biasanya mereka akan bekerja dua kali lebih keras agar yang didukungnya menang serta mantan yang didukungnya kalah telak. Entah siapa yang didukung Cak Kus bersama massanya di Pilkada tahun 2024 ini, namun pastinya tidak bakal mendukung Hendy.
Selain Cak Kus, banner Lora Fadil sempat menggemparkan jagat perpolitikan Jember, fotonya di banner sedang menunjuk foto Hendy di banner lain, lengkap dengan tulisan "Saya saja dibohongi, apalagi kamu". Kalau tidak salah, Lora Fadil masih ada hubungan saudara dengan Hendy, entah saudara apa. Tapi yang jelas, tulisan di banner itu menggambarkan kekecewaannya kepada Hendy Siswanto.
Terbaru, LBH Bolo Saif mendatangi Polres Jember mempertanyakan laporannya terkait dugaan tindak pidana korupsi dan penyelahgunaan wewenang. LBH Bolo Saif dikawal langsung oleh Gus Syaiful Rizal dan Cak Kus ke Mapolres Jember.
Mereka meninggalkan dan juga melawan, sepertinya pendukung Hendy tersisa segelintir orang. Hal tersebut terlihat dari kekalahan keluarganya yang maju pada kontestasi Pileg kemaren, tidak satupun dari mereka menuju ke gedung dewan. Menantunya Trisandi yang incumben juga tumbang, meski masih proses menggugat ke MK, kemungkinan menang tipis.
Semua tau bahwa tanpa pendukung dan tim pemenangan sangat sulit untuk menang dalam kontestasi politik, modal kapital tidak bisa jadi jaminan menang, Hary Tanoesoedibjo adalah contoh nyata, meski hartanya tidak bakalan habis 7 turunan, keluarganya dipasang sebagai Caleg, Perindo tetap tidak lolos ambang batas parlemen treeshold. Hary Tanu dan keluarganya kandas.
Hary Tanu kalah, keluarga Hendy semuanya tumbang. Publik tinggal menunggu, bagaimana cara Hendy tumbang di Pilkada 2024 ini.
Robith Fahmi
Penikmat Kopi Hitam