Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

THR

Selasa, Juli 19, 2022 | Juli 19, 2022 WIB Last Updated 2022-07-19T13:12:27Z

 

Salah satu hiburan di Taman Hiburan Rakyat ketika mangkal di Alun-Alun Besuki, Situbondo

Taman Hiburan Rakyat (THR) sudah jarang ditemui. Dulu, tandanya bahwa ada THR, ketika ada sinar senter diarahkan ke langit--bergerak ke kanan dan ke kiri. Dan, hiburan yang paling disukai anak-anak tahun 90an di THR adalah Bianglala, bukan hanya anak kecil, orang dewasa pun sering naik Bianglala, biasanya dengan pasangannya. Makanya, kadang Ftv menyelipkan adegan sepasang kekasih naik Bianglala sambil menatap langit atau saling mengungkapkan isi hatinya untuk menunjukkan suasana romantis.


Sebenarnya, bukan hanya soal romantis tapi THR memang memberikan kenangan tersendiri kepada anak tahun 90an--terutama saat bersama keluarga. Ketika masih TK, saya bersama adik diajak bapak dan ibuk ke THR, selain naik Bianglala, saya masih ingat bapak membelikan kaos basket, itu pertama dan terakhir selama saya menjalani masa anak-anak bapak mengajak ke THR. Selain itu, bapak mewakafkan hidupnya kepada masyarakat, setelah mengajar mengaji habis Salat Mahrib, keluar mengurus pengajian hingga mengajar ngaji di setiap sudut desa, sampai rumah saya dan adik sudah tidur pulas.

Makanya, pergi ke THR bersama bapak dan ibuk serta adik kala itu sangat membekas hingga saat ini. Malam ini, saya bersama istri, anak, ibu metua dan bibi jalan-jalan ke THR, tepatnya di Alun-Alun Besuki, entah kenapa sampai di sana, saya teringat ketika masih anak-anak dulu, rasanya seperti baru kemaren. Tidak terasa, saya sudah mengantarkan anak jalan-jalan menikmati Taman Hiburan Rakyat yang bagi anak tahun 90an, hiburan paling keren.

Sekarang, THR sudah bukan lagi sesuatu yang keren dan menjadi tempat masyarakat kelas menengah ke bawah mencari tempat hiburan sebab sudah banyak tempat wisata yang harga tiketnya terjangkau. Tidak heran bila THR sudah jarang ditemukan, kemungkinan pekerjanya sudah banyak yang berhenti, sebagaimana ketika saya ngobrol dengan penjual jeruk peras di THR Alun-Alun Besuki.

Namanya Rahmadi, Ia baru lulus SMA 2 tahun lalu. Karena menganggur, akhirnya terpaksa mengikuti jejak tetangganya bekerja di THR sebagai penjual jeruk peras dan gorengan. Ia mengaku sudah keliling ke mana-mana mengikuti rombongan, paling jauh ke Cirebon, tiap tempat paling lama 15 hari. "Hanya 5 hari pertama THR rame, jualan laku banyak, setelahnya tidak begitu rame, orang datang hanya mondar mandir," katanya sambil tersenyum.

Sebenarnya, kara Rahmadi, dirinya sudah lelah bekerja di THR. Inginnya, bekerja yang dekat dengan keluaga, tidak ke sana ke mari tidur pindah-pindah dari lapangan satu ke lapangan lainnya, "Seperti terombang ambing hidup ini, hanya mengikuti ke mana rizeki bisa dijemput daripada menganggur di rumah menjadi beban keluarga," katanya.

Cerita Rahmadi adalah satu dari sekian pekerja hiburan THR yang malang melintang mengikuti ketua rombongan ke mana pun pergi. Sebenarnya lelah, namun Ia harus menjemput rizski meski tiap hari tidur bersama dagangannya di tengah lapangan, Ia harus kuat sebelum tuhan memberikan jalan lain untuk dirinya berlabuh mengais sebutir nasi.

Penulis: Robith Fahmi
×
Berita Terbaru Update