Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kelas III

Rabu, Juli 06, 2022 | Juli 06, 2022 WIB Last Updated 2022-07-06T14:08:16Z

 

Kamar kelas III yang diisi sekitar 15 pasien

Suara tangisan seorang ibu terdengar jelas, Ia terlihat bingung dengan anaknya yang tidak berhenti menangis namun tidak mengeluarkan air mata. Sementara perawatnya marah-marah, meminta si ibu agar menandatangani surat menolak diinfus serta membawa bayinya pulang. "Nunggu suami saya dulu buk," katanya kepada perawatnya sambil menangis terisak-isak. 


Saya dan istri penasaran, apa penyebab perawatnya marah-marah dan si ibu menangis. Kata tetangga kasurnya, si ibu tidak tega melihat bayinya ditusuk jarum beberapa kali namun tidak segera diketemukan urat nadinya sehingga si ibu menghalangi perawat mengambil tindakan. Si perawat bingung sebab kondisi bayi Dehidrasi, harus segera diinfus agar mendapat cairan.


Di bangsal kelas III ini, dihuni oleh pasien yang menggunakan BPJS kelas III--paling murah atau BPJS untuk kalangan kelas bawah. Ada juga yang tidak menggunakan BPJS, mereka semua dari masyarakat kurang beruntung secara ekonomi. Di sini, suasanya seperti pasar, dalam satu ruangan terdapat banyak pasien, kasur berjejer, hanya jarak sekitar 3 meter antara kasur satu dengan yang lainnya. 


Fasilitasnya selain kasur dan lemari kecil, juga ada kipas. Tapi, beberapa tidak bisa digunakan, juga ada satu kamar mandi, keluarga pasien harus bergantian menggunakan kamar mandi, di depan kamar mandi ada wastafel untuk mencuci tangan. Sayangnya, air krannya ngadat, kadang keluar air kadang zonk. 


Tak beberapa lama kemudian, suaminya ibu itu datang. Ia langsung memberikan pengertian kepada istrinya dan perawatnya kembali melakukan tindakan kepada si bayi, tak lama setelah infusnya dipasang, bayinya berhenti menangis dan tidur pulas. Namun, tak berselang lama, balita di sebelah kanannya menangis histeris, entah apa penyebabnya.


Suara tangisan anak kecil silih berganti. Kadang, saat enak-enaknya tidur, tiba-tiba ada anak yang menangis, padahal sudah pukul 02.00 malam. Setelah 2 hari menjaga Sulthon, saya jadi terbiasa mendengar tangisan anak-anak kecil yang secara tiba-tiba. Awalnya terganggu, namun lama kelamaan justru asyik dan menyenangkan, melihat wajah polos anak-anak kecil yang menangis ditimang-timang oleh orang tuanya.


Ada juga anak yang justru lebih dekat dengan neneknya, balita sebelah kanan kasur anak saya. Ia namanya Dila, mulai pertama kali dirawat, Dila hanya ditemani oleh nenek dan ayahnya, ibunya terpaksa harus di rumah sebab Dila baru saja punya adik. Pernah suatu ketika, ayah Dila keluar entah ke mana, neneknya kebelet buang air kecil. Baru aja masuk kamar mandi, Dila sudah menjerit, terpaksa neneknya keluar dari Kamar Mandi khawatir dengan cucunya. Akhirnya, Dila dibawa ke Kamar Mandi oleh neneknya karena sudah tidak tahan.


Hanya di Bangsal III bisa menikmati berbagai kejadian seperti ini, bila di kelas II sulit akan menemukan masalah seperti ini sebab satu kamar hanya diisi 2 orang dengan fasilitas lengkap. Apalagi mereka yang menggunakan BPJS tingkat I, sudah pasti bisa tidur nyenyak tanpa ada gangguan sebab satu kamar hanga diisi satu pasien dengan keluarganya, tidak harus berbagi potongan kardus untuk dibuat kipas karena kepanasan sebab di kelas I dan II sudah ada AC yang membuat ruangan selalu dingin.


Penulis: Robith Fahmi

Hanya seorang petani 



×
Berita Terbaru Update