Penulis: Robith Fahmj |
Kita semua tau bahwa Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah organisasi yang saat ini dianggap sebagai organisasi separatis karena beberapa kali telah menewaskan aparat dan sipil saat baku tembak. Selama ini, OPM selalu teriak-teriak ingin agar Papua melepaskan diri dari Indonesia, isu yang mereka angkat, pemerintah Indonesia tidak peduli dengan rakyat Papua. Dan, hanya menginginkan kekayaan alam papua.
Memang, rakyat Papua selama ini hidup digaris kemiskinan dibandingkan dengan rakyat Jawa dan sekitarnya. Padahal, Papua memiliki freeport, gunung emas yang dikeruk sudah sekian tahun. Mestinya, gunung emas itu bisa menjadikan masyarakat Papua hidup dalam kenyamanan, namun faktanya justru berbanding terbalik. Makanya, mahasiswa Papua di berbagai daerah demo menolak Otsus Jilid II sebab tidak menguntungkan kedua belah pihak, Papua masih dalam garis kemiskinan.
NKRI Harga Mati, tentu saya sepakat dengan jargon ini, dengan catatan, pemerintah harus mengevaluasi segala kebijakannya terhadap rakyat Papua, terutama Otsus Jilid II yang nyata-nyata ditolak mahasiswa Papua sebab selalam ini dinilai tidak sampai ke masyarakat, hanya dinikmati segelintir pejabat. Ibarat teori fisika, semakin balon ditekan ke dalam air, maka tekanannya ke luar akan semakin kuat, demikian pula dengan masyarakat Papua, semakin kekayaan alamnya dikeruk namun masyarakatnya hidup di garis kemiskinan, bukan tidak mungkin ini akan menjadi bola salju, yang mana perlawanan OPM akan mendapat simpati masyarakat dan kian membesar.
OPM sendiri, saya yakin pasti mendapat dukungan dari luar, sebab tidak mungkin mereka mendapatkan senjata bila tanpa sokongan dari luar, negara yang berkepentingan dengan keseksian alam Papua. Saat OPM kian membesar, maka pemerintah sudah terlambat membendungnya, bila kekuatan rakyat sudah ada di belakangnya. Sikap pemerintah dengan menetapkan OPM sebagai organisasi separatis, sudah betul. Namun, dengan sikap pemerintah demikian pastinya OPM akan mengambil cara lain untuk melawan.