 |
| Setelah terpilih, Hadinudin merangkul pesaingnya yang kalah Ahmad Faidy Suja'i. Doc: Robith Fahmi |
Politisi itu seperti publik figur, setiap gerak gerik hingga ocehannya perlu ditafsirkan sebab mengandung kepentingan sekian persen. Kalau publik figur jelas, setiap sensasi yang dilakukannya untuk menambah tingkat popularitas dan rating sehingga tawaran bermain meningkat serta harganya akan terus melejit.
Sabtu 3 April 2021, digelar Musyawarah Cabang (Muscab) IKA PMII Jember di Hotel Aston. Seminggu sebelum Muscab, beberapa nama mulai bermunculan, kasak kusuk dari mulut ke mulut, nama-nama yang akan maju diantaranya politisi Golkar sekaligus DPR RI Purnamasidi (Bang Pur), legislator Gerindra Hadinudin dan politisi PKB Syaiful Bahri Ansori (SBA).
Namun, dibalik nama-nama besar tersebut, beberapa nama beken sudah masuk poling diantaranya dari wartawan Sutresno, komisioner KPU Gogot Cahyo Baskoro, akademisi Hermanto Rohman, birokrat Rasyid Lafhif dan lain-lainnya.
Sehari menjelang pemilihan, mengerucut kepada tiga nama, Purnamasidi, Hadinudin dan nama baru Faidy Suja'ie. Secepat kilat, nama Faidy melejit meninggalkan Purnamasidi yang terus merosot, nama Faidy terus membuming dikalangan sahabat-sahabat. Bahkan, dua media daring secara khusus memberitakannya.
Setelah pendaftaran calon, Purnamasidi tidak jadi maju. Mungkin, ia tidak mau kalah untuk kedua kalinya setelah tumbang melawan Karimullah Dahrudiaji memperebutkan kursi ketua DPD Golkar Jember. Bila kalah memperebutkan ketua IKA PMII Jember, tentu itu akan kian menjatuhkan namanya sebagai pemegang kursi DPR RI dua periode.
Sementara majunya Ahmad Hadinudin ini memunculkan tanda tanya besar, sebab ia maju sebagai DPRD Provinsi dari dapil 3 meliputi Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi. Idealnya, bila untuk kepentingannya kembali maju sebagai DPRD Provinsi nanti, ia maju sebagai ketua IKA PMII Bondowoso atau daerah pemilihan dapilnya yang lain.
Partai Gerindra sendiri, untuk dapil Jember-Lumajang mempunyai dua perwakilan, Satib dan Gus Fawaid. Kalau tidak salah, sebagai pemilik suara terbanyak, Gus Fawaid didapuk menjadi ketua komisi. Namun, entah mengapa ia didongkel dari kursinya digantikan Hidayat sebagai ketua Komisi.
Didongkelnya Gus Fawaid sebagai ketua Komisi memunculkan spekulasi, bila Pileg mendatang ia tidak akan lagi mengendarai Gerindra. Tapi Nasdem, kasak kusuk di warung kopi demikian. Bannernya bersama anggota DPRD Jember Hamim yang tak lain politisi Nasdem memperkuat spekulasi akan kepindahan ketua Laskar Sholawat Nusantara itu.
Terpilihnya Ahmad Hadinudin menahkodai IKA PMII Jember bisa jadi sebagai langkah awalnya menata barisan. Kemungkinan, Alumni Ponpes Miftahul Ulum Kaliwates ini di Pileg mendatang akan pindah Dapil Jember-Lumajang atau maju sebagai P1 atau p2, sebagaimana yang diungkapkan adik ipar Hadinudin, Sofyan berkata bahwa Pilkada kemaren, Cak Hadi sapaan akrabnya, ada niat meramaikan kontestasi Pilkada. Tapi, mungkin ada beberapa pertimbangan sehingga wurung melangkah.
Sementara Ahmad Faidy Suja'i, maju sebagai ketua IKA PMII Jember juga perlu ditafsirkan dan ditakwilkan. Senior yang sudah malang melintang di Jawa Timur mendampingi Gus Halim ini sepertinya sudah layak dan sudah waktunya bertarung di Pileg mendatang.
Perwakilan PKB dapil Jember-Lumajang, diwakili dua perempuan Umi Zahro dan Lailatul Qodriyah. Cak Ulum sebagai icon PKB Dapil 4 sudah mangkat ke hadapan tuhan sementara Thoriqul Haq memilih memperbaiki Lumajang sebagai Bupati. Artinya, dapil 4 butuh sosok baru untuk menggantikan peran Alm Cak Ulum dan Thoruqul Haq.
Dan, majunya Faidy Suja'i sebagai ketua IKA PMII Jember bisa jadi sebagai sinyal bahwa dia sudah siap turun ke gelanggang di Pileg mendatang, siap bertempur untuk membesarkan rumahnya PKB yang telah membesarkan namanya.
Lantas, bagaimana dengan IKA PMII Jember ? PMII tetap akan menjadi PMII dan rumah besar IKA PMII Jember akan terus hidup menyebarkan kebaikan bersama kader-kader terbaiknya.
Robith Fahmi
Alumni PMII Malang
